Untuk Direnungkan

Untuk Direnungkan

Rasanya baru kemarin Tarhib Ramadhan, tak terasa sudah di penghujung Ramadhan. 20 hari pertama terlalu banyak kesibukan organisasi dan pekerjaan. Bahkan hingga di 10 hari terakhir yang sejatinya ingin full i’tikaf, masih ada saja request meeting dengan klien jam 9 malam.

Bahkan nyaris tidak khatam Quran, karena kedodoran tilawahnya. Alhamdulillah 3 hari terakhir ini cukup efektif full di mesjid Al Falah, Bambu Apus Cipayung, bersama para sahabat. Genjot tilawah, dzikir dan qiyamul lail. Ini kali pertama i’tikaf disini. Mesjidnya bersih, pelayanan makanan sangat baik mulai sahur hingga berbuka. Imam yang ditunjuk pun suaranya syahdu saat memimpin shalat.

Sampai di satu titik, doa yang terpenting adalah, berharap pada Allah agar semua aktifitas dapat membawa diri agar lebih taat dan dekat kepada Allah. Semoga menjadi lebih baik, dan semoga Allah pertemukan dengan Ramadhan berikutnya dengan persiapan yang jauh lebih baik lagi….

di bawah perenungan
29 Ramadhan 1439 H

Bimo Prasetio
Founder Smart Legal Network

Rap Hiphop, Dakwah Milenial dan Daya Pembeda

Rap Hiphop, Dakwah Milenial dan Daya Pembeda

Sejak awal tahun lalu Grup Rap hiphop Islami asal Bogor, Aleeyah berkiprah di kancah musik Indonesia. Mereka terdiri dari 3 orang personil, yaitu Danu (lead vocal), Ari (music synthesizer) dan Dian (rap vocal).

Dengan mengaransemen lagu-lagu populer dan mengisinya dengan syair shalawat, Aleeyah mampu membius berbagai kalangan muda bahkan dewasa. Hingga hari ini subscriber di Youtube channel nya mencapai 52ribu an.

Saat mengintip di akun IG mereka, di Ramadhan ini mereka tampil di berbagai panggung di acara sosial serta di berbagai pusat perbelanjaan.

Setidaknya ada 2 catatan saya terhadap gebrakan Aleeyah ini. Pertama soal bagaimana mereka fokus berdakwah dan mengkampanyekan shalawat terhadap kaum millenial. Kedua menggunakan leverage lewat lagu-lagu populer.

Saya teringat pada ulasan Jim Collins dalam Good to Great soal Jurus Landak. Dengan fokus pada 1 jurus saja, Landak berhasil survive. Begitu juga dalam industri, dapat kita temui produk atau jasa yang hanya memiliki 1 kelebihan, namun menjadi yang terbaik.

Inilah yang saya lihat sebagai jurus landak Aleeyah. Berfokus pada lantunan hiphop dan rap shalawat, hal ini memudahkan branding Aleeyah itu sendiri di benak pendengarnya.

Bab shalawat ini sendiri merupakan satu kajian yang pernah saya pelajari dari Ustadz Yusuf Mansur di Wisata Hati. Sebelum Aleeyah, dahulu ada grup Nasyid, Snada yang menyebarkan shalawat dalam berbagai penampilannya.

Bershalawatlah, karena banyak fadhilah nya. Surat Al Ahzab ayat 55 selalu terdengar di setiap Jumat, mengingatkan kita pentingnya dan manfaat bershalawat.

Sila baca: https://bimoprasetio.com/fadilah-shalawat-jilid-1.html

“Barangsiapa bershalawat kepadaku (Rasul), maka Allah akan bershalawat kepada nya 10x” (HR Muslim)

Shalawat itu sesungguhnya akan kembali kepadanya siapa yang membacanya.

Back to Aleeyah, mereka tampil dengan leverage cover dari musik-musik yang sudah populer. Sehingga memudahkan bagi telinga pendengarnya. Sebut saja Baby shark, Havana, Sayang, Despacito, Jaran Goyang, Perfect yang sudah sangat populer dan gaungnya meluas.

Terlepas dari isu hak cipta soal originalitas dan monetisasi dari cover music, saya melihat strategi Aleeyah cukup berhasil.

===> Yang masih penasaran soal policy terkait hak cipta dan monetisasi cover, sila baca link artikel berikut: https://support.google.com/youtube/answer/3301938?hl=id <====

Favorit saya adalah shalawat dengan cover Havana dan Shalawat Badar. Terus berkiprah Aleeyah dengan menciptakan value preposition dan diferensiasi dalam berdakwah. Semoga menjadi amalan yang dapat membawa ke surga Nya Allah SWT.

================================

Perjuangan mereka mengingatkan flash back ketika awal kami berusaha berkompetisi dalam industri jasa hukum. Branding yang spesifik untuk jasa hukum yang spesifik kami terapkan dalam perusahaan-perusahaan di bawah naungan Smart Legal Network. Hal ini agar memudahkan bagi market kami untuk memahami dan mengingat kami.

Strategi ini kami kembangkan tak lain agar kami dapat maksimal membantu dan memberikan solusi bagi klien kami.

Kami memahami keahlian dan pengetahuan yang spesifik selalu diharapkan oleh para klien. Bukankah klien selalu nyaman saat kita dapat berbicara dengan “bahasa” di industri mereka. Sehingga mereka merasa dekat dan nyaman.

Smart Legal Network ingin memberikan pengalaman terbaik bagi klien dalam mendapatkan solusi hukumnya. Semoga bermanfaat.

Ramadhan Kareem.
“ALLAHUMMA SALLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALA AALI SAYYIDINA MUHAMMAD.”

Bimo Prasetio
Founder Smart Legal Network

Membangun Bisnis Jasa Hukum Dengan Nilai

Membangun Bisnis Jasa Hukum Dengan Nilai

Robert Kiyosaki memperkenalkan B1 Triangle. Yaitu tentang 8 pilar bisnis. Misi, Leader, Tim. Kemudian Produk, Legal, Sistem, Komunikasi dan Cash Flow.

Bisnis harus dimulai dengan WHY yang kuat. Dan itu menjadi misi yang dibawa dalam bisnis. Untuk mengembangkannya perlu leadership yang kuat dan tim yang hebat. Hal ini berlaku kumulatif, tidak bisa alternatif. Tim tidak akan berjalan tanpa ada dorongan yang kuat untuk menggerakkan mereka, perlunya meyakinkan mereka bahwa mereka “on a mission.”

image1

Bagi lawyer, apakah misinya adalah menjadi lawyer yang bermanfaat, menjadi lawyer yang berpegang pada kejujuran, Corporate lawyer terbaik yang membantu banyak korporasi untuk tumbuh, mengubah dunia hukum lewat digital dan transparansi atau apa yang akan menjadi misinya? Karena saat value ini dibangun, tim anda akan bergerak lebih dari sekedar uang. Saat anda bergerak dengan hal itu, maka akan bekerja dengan passion dan uang hanyalah bonusnya. Karena hasil tidak akan mengkhianati proses.

Lalu untuk mewujudkannya, anda perlu bekerja dengan tim, tidak akan bisa sendirian. Oleh karena itu perlu leadership yang kuat agar tim dapat berjalan dengan baik. Karena peran leader yang akan menentukan arah dan pencapaiannya.

Dalam industri jasa hukum, owner kantor hukum harus melihat kantornya sebagai suatu perusahaan. Maka 5 komponen ini harus diperhatikan, yaitu: Produk atau jasa dalam hal ini, Aspek Legal,  System, Komunikasi dan Cash Flow.

image2

Produk
Klien selalu mengharapkan layanan jasa hukum terbaik dan berharap solusi atas persoalannya. Oleh karena itu, harus diciptakan jasa yang terbaik. Terus melakukan pengembangan dan inovasi. Bukan hanya soal keahlian tapi juga pelayanannya.

Legal
Sebagai suatu kantor hukum tentunya harus menjalankan compliance mulai dari badan, pajak, kontrak kerja, partnership agreement dan hal lainnya. Agar jangan sampai bisnis terganggu oleh hal non teknis karena kurang perhatiannya pada aspek legal.

System
Agar bisnis berjalan dan tidak selalu mengandalkan owner, maka harus dibangun sistem. Semua personil harus memahami High Level Process. Bagaimana proses bisnis berjalan dan disusun SOP dalam setiap tahapannya. Selalu berpegang pada Value-People-Process. Dalam membangun system atau prosesnya, business owner harus memastikan bahwa bisnis yang dijalankan memiliki Value inti. Apakah itu kejujuran, disiplin, transparan dsb. Selanjutnya, memastikan merekrut orang yang tepat sesuai dengan values perusahaan.

Jika tidak, maka dia akan bergerak tidak sesuai dengan harapan owner. Jika dua hal tersebut sudah terpenuhi, barulah bicara tentang bagaimana sistem dapat dibangun dengan mendevelop people dan melakukan transfer metodologinya.

Pengalaman menangani pekerjaan tentu sangat berharga. Namun tidak bisa menunggu untuk waktu yang sama agar tim kita dapat bekerja. Dengan melakukan transfer metodologi, maka tim akan diajarkan bagaimana cara atau bagaimana strategi mencari solusi jika terdapat persoalan. Jangan memberikan jawaban pada setiap pertanyaan, karena tidak akan mendidik tim kita untuk mau belajar dan berkembang. Terlebih lagi, tim kita perlu keleluasaan dan kreatifitas dalam bekerja. Dengan begitu, akan muncul value-value baru dalam mengembangkan bisnis dan memberikan solusi bagi klien.

Communication
Saya selalu melihat, soal komunikasi ini adalah untuk internal dan eksternal. Bisnis adalah soal manusia. Market jasa hukum adalah manusia, vendor atau mitra kita manusia, dan tim kita juga manusia. Oleh karena itu kita harus memahami manusia. Jika tidak memahami manusia, maka kita tidak paham bisnis. Dan salah satu hal yang harus dikuasai adalah komunikasi.

Banyak leader yang hebat mampu menggerakkan dan meyakinkan banyak orang bukan karena dia visioner, namun karena kemampuan komunikasinya yang luar biasa. Mampu memotivasi dan mencerahkan. Kadang bukan soal lagu yang dinyanyikan, namun siapa yang bernyanyi.

Inovasi Membangun Bisnis Jasa

Inovasi Membangun Bisnis Jasa

Tadi siang berbekam untuk kesehatan. Agenda rutin setiap bulan. Ada beberapa hal menarik di tempat bekam tadi.

1. Sistem antrian, daftar menu layanan hingga meja resepsionis dan kasir sudah berubah menjadi lebih bagus dan profesional.

2. Terapis bekam nya cukup komunikatif dalam menggali concern kesehatan saya.

3. Saat ada concern tertentu, selanjutnya diberikan advis kesehatan yang sifatnya general.

Nah selanjutnya baru lah dia melakukan offering setelah berdiskusi soal keluhan atau concern kita terhadap kesehatan.

Terapis bekam ini bicara dari sisi kemanfaatan dan benefit yang didapatkan jika kita mengkonsumsi secara rutin produk tertentu. Sambil sesekali bertanya soal aktifitas dan rutinitas berbekam.

Jika punya keluhan soal kolesterol maka dijelaskan soal produk apa yang tepat dan manfaatnya. Artinya dia tidak berasumsi atau mencoba menawarkan suatu produk yang tidak dibutuhkan.

Yes, dia mencoba up-selling agar customer belanja lebih banyak. Bahkan kalau titik bekamnya kurang, disebutkannya, “Kalau mau tambah lagi per titik hanya 5ribu pak.”

Bisnis jasa, layanan sangat diutamakan. Sebisa mungkin dipastikan customer nyaman dan puas akan jasa yang diberikan.

Setelah selesai, saya mendapatkan bon yang sudah ada nama terapis, rekomendasi herbal atau produk lainnya untuk saya konsumsi, serta terapi apa yang sudah diberikan kepada saya.

Sampai di kasir, ditawarkan apakah saya ingin membeli produk yang direkomendasikan. Dan terpampang lah di kasir produk-produk mereka dengan selebaran tentang benefitnya.

Saya cukup terkesan dengan cara mereka melayani customernya. Tahun lalu mereka tidak seperti ini (walau sudah ramai). Salut dengan semangat perubahan dan revolusi di industrinya.

Database konsumen juga mereka simpan dengan baik. Entah apa yang akan mereka lakukan selanjutnya dengan data itu. Berpikir untuk mengolah data saja udah keren.

Dan ternyata mereka mendirikan pesantren untuk mendidik para terapis ini. Sehingga mereka tidak akan kekurangan tenaga kerja dan pastinya sudah memenuhi kriteria dan kualifikasi yang diharapkan. Artinya, mereka mencetak bukan merekrut tenaga kerja. Memastikan SDM sebagai modal bisnis jasa nya tidak akan habis.

Bagi saya ini cukup solutif. Keren lah…
Berani keluar dari zona nyaman dan membuat terobosan.

Bimo Prasetio