Inovasi Membangun Bisnis Jasa

Inovasi Membangun Bisnis Jasa

Tadi siang berbekam untuk kesehatan. Agenda rutin setiap bulan. Ada beberapa hal menarik di tempat bekam tadi.

1. Sistem antrian, daftar menu layanan hingga meja resepsionis dan kasir sudah berubah menjadi lebih bagus dan profesional.

2. Terapis bekam nya cukup komunikatif dalam menggali concern kesehatan saya.

3. Saat ada concern tertentu, selanjutnya diberikan advis kesehatan yang sifatnya general.

Nah selanjutnya baru lah dia melakukan offering setelah berdiskusi soal keluhan atau concern kita terhadap kesehatan.

Terapis bekam ini bicara dari sisi kemanfaatan dan benefit yang didapatkan jika kita mengkonsumsi secara rutin produk tertentu. Sambil sesekali bertanya soal aktifitas dan rutinitas berbekam.

Jika punya keluhan soal kolesterol maka dijelaskan soal produk apa yang tepat dan manfaatnya. Artinya dia tidak berasumsi atau mencoba menawarkan suatu produk yang tidak dibutuhkan.

Yes, dia mencoba up-selling agar customer belanja lebih banyak. Bahkan kalau titik bekamnya kurang, disebutkannya, “Kalau mau tambah lagi per titik hanya 5ribu pak.”

Bisnis jasa, layanan sangat diutamakan. Sebisa mungkin dipastikan customer nyaman dan puas akan jasa yang diberikan.

Setelah selesai, saya mendapatkan bon yang sudah ada nama terapis, rekomendasi herbal atau produk lainnya untuk saya konsumsi, serta terapi apa yang sudah diberikan kepada saya.

Sampai di kasir, ditawarkan apakah saya ingin membeli produk yang direkomendasikan. Dan terpampang lah di kasir produk-produk mereka dengan selebaran tentang benefitnya.

Saya cukup terkesan dengan cara mereka melayani customernya. Tahun lalu mereka tidak seperti ini (walau sudah ramai). Salut dengan semangat perubahan dan revolusi di industrinya.

Database konsumen juga mereka simpan dengan baik. Entah apa yang akan mereka lakukan selanjutnya dengan data itu. Berpikir untuk mengolah data saja udah keren.

Dan ternyata mereka mendirikan pesantren untuk mendidik para terapis ini. Sehingga mereka tidak akan kekurangan tenaga kerja dan pastinya sudah memenuhi kriteria dan kualifikasi yang diharapkan. Artinya, mereka mencetak bukan merekrut tenaga kerja. Memastikan SDM sebagai modal bisnis jasa nya tidak akan habis.

Bagi saya ini cukup solutif. Keren lah…
Berani keluar dari zona nyaman dan membuat terobosan.

Bimo Prasetio