Memaksimalkan Peran, Menebar Manfaat

Memaksimalkan Peran, Menebar Manfaat

Sudah jamak diceritakan ada teman yang bekerja di perusahaan Multi National Company dengan big salary. Namun ternyata, dia tidak happy dengan pekerjaannya.

Alasannya klise, mulai dari pekerjaan tidak sesuai passion, value di perusahaan tidak sesuai dengan prinsip nya, pekerjaan yang membosankan, bos yang menyebalkan dll.

Lalu kenapa tetap bertahan?
Ternyata mereka tidak berani resign dan kehilangan salary yg sudah diterima. Malas keluar dari zona nyaman?

Tidak juga, ada yang memutuskan berpindah-pindah perusahaan kalau sudah bosan.

photo_2017-10-22_18-40-58

Saya tidak mengatakan, “you have to do what you want to do” atau “do what you like to do”. Karena tidak semua yang kita inginkan itu baik untuk kita. Beberapa orang harus realistis, kalau memaksakan diri keluar dan melakukan hal yang menurutnya sukses dilakukan orang lain, seperti resign dan menjadi entrepreneur, kemudian akan berhasil juga dengan dirinya.

Menurut saya ini soal mindset. Bagaimana memaknai peran dan tujuan hidup. Ingin berkarya seperti apa dan memberi manfaat dengan cara apa.

Menjadi entrepreneur tidak selalu lebih baik dari karyawan. Lagipula kalau semua jadi pengusaha, lalu siapa yang jadi karyawannya? ????

Menjadi diplomat dan berperan memperjuangkan Indonesia di kancah internasional itu awesome, menjadi karyawan yang gaji nya ratusan juta lalu bisa berinfak sampai setengahnya bahkan membantu program ukm itu keren banget lho.

Jadi menurut saya, ini adalah cara pandang. Bagaimana kita memaksimalkan peran dan posisi kita saat ini agar menjadi bermanfaat dan membahagiakan. Tidak perlu menjadi seperti orang lain. Jadilah diri sendiri dengan segala keunikan kepribadian kita yang bermanfaat untuk orang banyak.

Salam,

Bimo Prasetio
Smartlegalnetwork.com

Bimo Prasetio